Pages

  • Home
Facebook Twitter Instagram Google+ Pinterest Youtube
Surya's Blog
  • Home
  • About us
  • Contact us
Teknologi 3D printing bisa dikatakan teknologi paling luar biasa yang mengubah banyak aspek dalam kehidupan kita. Kabar terbaru, teknologi ini miulai diterapkan dalam industri kesehatan gigi terutama untuk membuat implan gigi atau gigi palsu. Singapura merupakan negara pertama yang menerapkan teknologi ini untuk membantu dokter gigi. 3D printing menarik perhatian industri kesehatan gigi tentu karena teknologi ini menawarkan akurasi dan hasil yang tahan lama dengan proses yang lebih cepat dari proses pembuatan gigi palsu selama ini.

Metode umum mengharuskan dokter untuk membuat citra atau foto gigi melalui proses x-ray, CT scans serta metode lainnya. Nantinya para ahli di laboratorium akan membuat semacam panduan dan dokter gigi akan melakukan penyesuaian serta memastikan kalau setiap gigi berada di tempat yang tepat sebelum gigi palsu atau implant gigi yang sebenarnya diproduksi.

Masalahnya, pembuatan panduan gigi palsu ini sendiri membutuhkan waktu selama beberapa hari bahkan terkadang beberapa minggu tergantung sebanyak apa panduan gigi palsu yang harus dikerjakan. Hanya gigi bolong saja sudah membuat kita uring-uringan dan susah makan lalu bagaimana dengan orang yang hampir seluruh giginya rusak dan mereka harus menunggu sekian lama sebelum implant selesai diproduksi dan dipasang,

Teknologi 3D printing memungkinan para ahli untuk membuat panduan dengan akurasi yang jauh lebih baik dan sesuai dengan gusi serta rahang pasien hanya dalam beberapa jam saja. Selain itu proses ini juga bisa dilakukan langsung di ruang praktek sehingga tidak hanya memudahkan dokter gigi tapi juga menawarkan kenyamanan lebih kepada para pasien. Sambil menunggu panduan atau salinan gigi selesai dicetak, dokter bisa membicarakan rencana pengobatan secara lebih jelas kepada pasien dan keluarganya.

Walau begitu, cetakan yang dihasilkan oleh teknologi 3D printing tidak dapat langsung dipakaikan kepada pasien. Demi menjaga kebersihan serta mengurangi kemungkinan terjadinya alergi, gigi yang dicetak oleh teknologi 3D harus mengalami proses modifikasi permukaan dan desinfektifikasi melalui proses sistem plasma. Tidak hanya digunakan untuk memodifikasi permukaan dan memastikan hasil cetak teknologi 3D terdesinfeksi, sistem plasma juga dapat digunakan untuk mengelem gigi palsu. Cara ini tentu lebih aman dan bebas racun dibandingkan dengan menggunakan cat plastik primer.

Sumber
0
Share
Bahasa pemrograman saat ini sudah cukup banyak dan dipelajari oleh berbagai kalangan. Dalam pengembangan aplikasi tersebut beragam developer menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda-beda tentunya. Namun dari banyaknya bahasa pemrograman yang ada, terdapat juga beberapa bahasa pemrograman populer yang paling sering digunakan saat ini.

Diatas adalah hasil survey dari PYPL PopularitY of Programming Language Index pada bulan Januari 2017 yang hasilnya bahwa Java masih menjadi bahasa pemrograman yang paling populer digunakan oleh developer didunia. Setelah itu disusul oleh Python, PHP, C#, dan Javascript yang menempati 5 besar.

Java logo

Java
Java adalah bahasa pemrograman yang paling populer digunakan di dunia untuk saat ini. Awalnya Java dikembangkan pada tahun 1991 dalam proyek Green yang dipimpin oleh Patrick Naughton dan James Gosling saat masih di Sun Microsystem.
Kini bahasa pemrograman Java sudah resmi dimiliki oleh perusahaan Oracle setelah Sun Microsystem melepasnya. Java ini merupakan salah satu bahasa pemrograman yang bertenaga untuk mengembangkan aplikasi desktop, web, bahkan mobile.
Bahasa pemrograman Java ini populer di kalangan developer Android karena rata-rata untuk pengembangan aplikasi di platform Android ini menggunakan bahasa pemrograman Java.




python logo
Python
Bahasa pemrograman yang satu ini menjadi populer karena mudah dipelajari dan bertenaga. Python sendiri awalnya dirancang oleh Guido Van Rossum pada tahun 1991. Nama Python sendiri berawal dari acara komedi Monty Python yang hit di tahun 70-an.
Python merupakan bahasa pemrograman interpretatif yang memiliki kapabilitas, kemampuan dengan sintaksis kode yang jelas dan fungsionalitas pustaka standar yang besar serta komprehensif,. Bisa dibilang sintaks-sintaks yang ditawarkan oleh Python ini dapat dengan mudah dipahami dan dipelajari. Salah satu perusahaan besar yang menggunakan Python ini adalah Google.



PHP logo
PHP
Awalnya PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page dan seiring berjalannya waktu singkatan PHP menjadi PHP : Hypertext Propocesor.  Bahasa pemrograman ini sendiri dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1994.
PHP ini merupakan bahasa pemrograman yang populer digunakan untuk membangun website dinamis karena teknologinya yang server side scripting. Dengan teknologi pemrograman web ini membuat skrip dikompilasi atau diterjemahkan di server sehingga memungkinkan dalam menghasilkan halaman web yang dinamis.
Bahasa pemrograman ini juga dapat digunakan untuk membuat CMS. Beberapa CMS yang terkenal menggunakan PHP adalah WordPress dan Joomla.




C# logo
C#
Bagi developer yang biasa menggunakan Microsoft Visual Studio tentunya tidaklah asing dengan bahasa pemrograman ini. C# sendiri dikembangkan oleh Microsoft sebagai bagian dari inisatif kerangka .NET Framework yang menggunakan gabungan prinsi dari C dan C++.
Bagi developer yang tidak memiliki Microsoft Visual Studio untuk mengkompilasi kode-kode program dari C# ini maka dapat mencoba menggunakan Mono. Selain itu, bahasa pemrograman C# ini populer digunakan untuk pengembangan game di game engine populer seperti Unity.
C# juga populer untuk mengembangkan aplikasi yang berbasis Windows maupun Windows Phone. Menariknya, dengan kehadiran Xamarin disertai Microsoft Visual Studio 2015 telah memungkinkan developer dapat mengembangkan aplikasi di Windows, Android, dan iOS dengan menggunakan C#


Image result for javascript

Javascript
Javascript adalah sebuah bahasa komputer atau kode pemrograman yang digunakan pada website agar website tersebut menjadi lebih interaktif dan dinamis. Javascript adalah jenis bahasa pemrograman client side. Penggunaan kode javascript pada sebuah website bersifat opsional, artinya tidak harus selalu ada. Akan tetapi website dan blog modern saat ini hampir semuanya menggunakan kode javascript walaupun sedikit.

sumber 
0
Share
Daktiloskopi berasal dari bahasa Yunani yaitu Dactylos yang berarti jari-jemari dan scopein yang berarti mengamati atau meneliti, jadi dactyloscopi itu berarti mengamati atau meneliti sidik jari khususnya garis yang terdapat pada ruas ujung jari baik tangan maupun kaki untuk keperluan pengenalan kembali atau proses identifikasi seseorang. Mengingat sidik jari ini sangat krusial dan melekat serta unik pada tiap manusia, sehingga kepolisian diseluruh dunia menjadikan daktiloskopi sebagai salah satu disiplin ilmu yang wajib dipelajari oleh penyelidik untuk mengidentifikasi korban dan untuk disimpan dalam database kepolisian, seperti halnya sawaktu membuat sebuah SKCK di kantor polisi, maka polisi akan meminta sidik jari untuk dimasukan ke dalam database.

Perkembangan identifikasi sidik jari tidak lepas dari penelitian. berikut ini para penemu, peneliti dan sejarah pemakaian indentifikasi sidik jari :

1. Marcello Malpighi (1686)
Marcello Malpighi adalah seorang profesor anatomi pada Universitas Bologna, dia menulis dalam sebuah karya tentang ridges, spirals dan loops pada sidik jari.
2. John Evangelist Purkinje (1823)
John Evangelist Purkinje adalah seorang profesor anatomi pada Universitas Breslau, dia mempublikasikan tentang sembilan pola sidik jari, namun dia tidak melanjutkan untuk mempelajari sidik jari.
3. Sir William James Herschel (1858)
Sir William James Herschel adalah seorang Magistrate of the Hooghly district diJungipoor, India. Dia mengadakan perjanjian dengan salah seorang pengusaha bernama Rajyadhar Konai dengan menggunakan sidik jari sebagai personal identification pengganti tanda tangan.
4. Dr. Henry Faulds (1870)
Dr. Henry Faulds adalah seorang ahli bedah Inggris yang bekerja sebagai Kepala Tsukiji Hospital di Tokyo. Dia tidak hanya mempelajari sidik jari untuk kepentingan identifikasi, namun juga menciptakan metode untuk mengklasifikasikannya.
5. Gilbert Thompson (1882)
Gilbert Thompson adalah seorang ahli geologi Amerika yang bekerja di New Mexico, dia yang memperkenalkan pengetahuan tentang identifikasi sidik jari di Amerika Serikat.
6. Alphonse Bertillon (1882), seorang penegak hukum dari Perancis dan peneliti biometrik yang menemukan teori yang disebut anthropometry , yaitu suatu sistem identifikasi untuk melakukan pengukuran pada fisik manusia. Anthropometry ini menjadi sistem identifikasi seseorang yang digunakan kepolisian pertama kali.
7. Mark Twains (1883)
Mark Twains menulis buku "Life on the Mississippi" dan "Pudd'n Head Wilson", yang menceritakan bahwa seorang pembunuh teridentifikasi karena sidik jarinya, beberapa film detektif yang ada saat ini terinspirasi dari buku-buku Mark Twains.
8. Sir Francis Galton (1888)
Galton adalah seorang antropologis dari Inggris yang menemukan teori untuk mengklasifikasikan sidik jari agar berguna dalam identifikasi forensik.
9. Juan Vucetich (1891)
Vucetich adalah seorang ahli antropologi dan police official asal Kroasia yang tinggal di Argentina, dengan mendasari penemuan perumusan dari Francis Galton dan Bertillon, dia mendirikan Center of Dactyloscopy di Buenos Aires, Argentina. Teori Vucetich-Galton ini pertama kali diuji coba pada peristiwa pembunuhan yaitu ketika Fransisca Rojas membunuh kedua anaknya dan kemudian bunuh diri dengan memotong lehernya sendiri. Kepolisian Argentina mencari tahu kemungkinan pembunuhnya dari luar, namun ketika ditemukan sidik jari pada cipratan darah, polisi menggunakan metode dari Vucetich-Galton dan terungkap bahwa pembunuhnya adalah Fransisca Rojas. Setelah kejadian tersebut, metode ini pun menyebar ke seluruh dunia dan digunakan hampir semua kepolisian di dunia untuk melakukan identifikasi.
10. Azizul Haque and Hem Chandra Bose (1897)
Azizul Haque dan Hem Chandra Bose adalah orang India yang bekerja menjadi pegawai di Calcutta Anthopometric Bureau (sekarang menjadi Fingerprint Bureau) .
11. Edward Richard Henry (1900-1901)
Edward Richard Henry yang lebih dikenal dengan Sir ER Henry mengadopsi dan mengembangkan sistem identifikasi sidik jari pada saat The United Kingdom Home Secretary Office memberikan perintah untuk mengidentifikasi kriminal dengan measurement dan sidik jari. Pada 1901, sistem klasifikasi sidik jari yang dikembangkan oleh Henry digunakan pada New Scotland Yard (London Metropolitan Police)dan saat ini digunakan untuk perumusan sidik jari pada kepolisian hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia.
12. Dr. Henry P D’Forrest (1902)
Dr. Henry P D’Forrest menerapkan sistem identifikasi sidik jari di Amerika untuk kepentingan pencatatan sipil.
13. Lembaga Pemasyarakatan New York (1903), menggunakan sistem identifikasi sidik jari untuk melakukan pendataan kepada para narapidananya.
14. Leavenworth Federal Penitentiary in Kansas, the St. Louis Police Department dan International Association of Chiefs of Police (IACP) (1904), menciptakan repository nasional yang diberi nama National Bureau of Criminal Identification.
15. U.S Army (1905)
16. U.S Navy (1907)
17. U.S Marine Corps (1908)
18. California Police Departement (1915)
19. Federal Bureau of Investigation (1924)
Divisi Sidik Jari FBI mulai menggunakan sistem identifikasi sidik jari otomatis untuk membuat repositori.
20. Interpol (2005)
Interpol memiliki Automated Fingerprints Identification Sistems dan membuat repositori sidik jari pelaku kejahatan di 184 negara anggotanya.
21. U.S Department of Homeland Security (2009)
U.S Department of Homeland Security saat ini mengembangkan dan memiliki sistem identifikasi dan repositori sidik jari terbesar yang saat ini digunakan untuk database sistem Automated Fingerprints Identification Systems (AFIS) di FBI, sistem ini juga dikenal dengan Fast Capture Fingerprints.
 
 Sidik jari berdasarkan tipenya
sidik jari memang berbeda namun dapat diklasifikasikan menjadi beberapa model yaitu right loop, left loop, whorl, arch dan tented arch. Mungkin kalian bisa lihat sidik jari sendiri apakah sidik jari kalian masuk kategori yang mana.
Mengenal Daktiloskopi (ilmu sidik jari)

Sidik jari berdasarkan keperluannya
Rolled-fingerprint
Rolled fingerprint merupakan cetakan sidik jari yang diambil secara memutar jadi hampir sampai punggung jari, sidik jari ini yang diambil kepolisian untuk dimasukkan dalam database. Jadi nilai informasinya lengkap
Plan-fingerprint
Sidik jari ini biasanya digunakan untuk kartu identitas, ijazah dan legalitas pemerintahan. nilai informasinya tidak selengkap Rolled-fingerprint.
Latent-fingerprint
Sidik jari ini yang ditemukan di tempat kejadian perkara, dan untuk melihatnya juga diperlukan tools khusus, misalnya menempel digagang pintu, pelatuk senjata, dinding dsb. Sidik jari ini pula yang akan dicompare dengan rolled-fingerprint dalam database kepolisian untuk menyempitkan penyelidikan polisi. Sidik jari tipe ini seringkali tidak sempurna karena pada proses pencetakannya tidak disengaja (tertinggal di sebuah objek).

Pada mulanya identifikasi sidik jari hanya dilakukan oleh human-expert saja, namun saat ini mulai dikembangkan sisitem-sistem komputasi cerdas (Artificial Intelligence approach) yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari.
Berikut ini contoh beberapa pendekatan komputasi untuk matching sidik jari
1. Rule-based Approach
Rule-based Approach merupakan pendekatan yang lebih banyak digunakan para ahli daktiloskopi dalam melakukan identifikasi sidik jari, metode ini dilakukan dengan menggambarkan/membuat garis yang mengikuti pola guratan sidik jari aslinya dan menghitung masing-masing jarak pada pola guratan tersebut.
2. Syntactic Approach
Pendekatan Syntactic didiskripsikan dengan membuat terminal-terminal pada setiap perubahan alur guratan sidik jari yang didapatkan dari ekstrasi sidik jari serta memberikan tanda pada setiap titik perubahan tersebut.
3. Structural Approach
Metode pendekatan struktural didefinisikan dengan membagi sidik jari menjadi beberapa bagian sesuai dengan arah alur guratan sidik jari serta menghubungkan antar bagian-bagian tersebut.
4. Statistical Approach
Metode statistik mencocokan sidik jari dengan menghitung vektor yang didapatkan dari garis lurus yang ditarik untuk membagi setiap tipe guratan pada sidik jari.
5. Neural Network Approach
Beberapa penelitian yang menggunakan pendekatan jaringan syaraf berbasis pada multilayer perceptrons dan menggunakan elemen-elemen yang didapatkan dari ekstraksi dengan metode orientation image.
6. Combined Approaches/Multiple Classifier
Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendekatan sebelumnya, pendekatan ini tercipta untuk melengkapi masing-masing kekurangan dari setiap pendekatan tunggal.

Referensi
0
Share
Newer Posts Older Posts Home

About Me

About Me

Terkadang hidup itu layaknya sebuah game, di support atau mensupport. Tapi ada satu hal yang berbeda, respawn. .

Follow Us

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Google+
  • Pinterest
  • Youtube

Popular Posts

  • Service Level Management (SLM)
           Layanan Manajemen tingkat (SLM) untuk memastikan bahwa layanan sepenuhnya menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis dan memenuhi persyar...
  • Migrasi dan Kebudayaan
    Bismillah, post-an pertamax kali ini akhirnya berbeda dari sebelumnya. Setelah sekian lama blog ini membahas berbagai hal yang sangat tidak ...
  • Fungsi Keluarga dan Jenis Interaksi Sosial
    Fungsi Keluarga Dalam hal melaksanakan fungsi sosial kemasyarakatan, lembaga keluarga memiliki peranan penting untuk memperoleh penga...

Labels Cloud

  • animasi
  • Artificial intelligent
  • chord
  • desain grafis
  • Java
  • lagu
  • lirik
  • Management
  • Microsoft
  • Pemrograman
  • PHP
  • Python
  • sistem cerdas
  • soal
  • Software
  • Teknologi

Blog Archive

  • June 2019 (1)
  • January 2019 (1)
  • December 2018 (1)
  • November 2018 (1)
  • July 2018 (1)
  • May 2018 (1)
  • April 2018 (2)
  • November 2017 (2)
  • October 2017 (1)
  • September 2017 (3)
  • May 2017 (1)
  • April 2017 (1)
  • March 2017 (1)
  • January 2017 (3)
  • November 2016 (1)
  • October 2016 (1)
  • September 2016 (1)
  • November 2015 (3)
  • October 2015 (3)

Kepo'ers


Copyright © 2015 Surya's Blog

Created By ThemeXpose